Mineralogi : Deret Reaksi Bowen


Sebenernya ini poster menceritakan sekilas tentang mineralogi. Yap mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang mineral, baik berupa fisiknya ataupun optiknya, disini kita bakal berkenalan gimana bentuknya, sifatnya, ataupun ciri khas dari mineral itu sendiri. Stttt sebelum kita lebih jauh kenalan dengan mineral, ada baiknya kita duduk dulu dengan tenang, fokus, kalo bisa sambil baca ditemeni oleh secangkir teh atau kopi apalagi kalo sambil ditemenin pacar haha. Oke, balik lagi kita bahas tentang mineralogi. 
Kalo menurut google sih, mineral itu adalah padatan senyawa kimia homogen, non organik, memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alamiah. itu sih menurut google, kalo gak percaya bisa check sendiri haha. oke balik lagi, bener sekali sih kata si mbah google, mineral itu terdiri dari beberapa unsur kimia, dapat terubah dan juga mineral ini merupakan penyusun dari batuan. mineral mineral juga banyak sifatnya mulai dari yang stabil, yang bau nya nyengat sekali sampai yang harganya mahal sekali. 
Bahas tentang mineral pasti juga membahas tentang deret bowen, Apa itu deret bowen ? Deret yang memperlihatkan terbentuknya dari suatu mineral (bisa dilihat pada poster). Penjelasannya juga ada sih diposter, tapi biar lebih afdol tulisannya, kita perjelas lagi. Jadi deret bowen ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian discontinous dan bagian continous. nah pertama kita bakalan bahas deret discontinous atau deret tidak meneurus ini terlebih dahulu, jadi di deret ini terdiri dari mineral mineral yang gelap atau mafic nah mineral mafic ini terdiri dari olivin, piroksen, hornblende dan biotit. Jadi kenapa dideret ini dikatakan deret discontinous ? karena dideret ini pembentukan mineralnya gak tentu, bisa saja olivin terbentuk pertama lalu lansung ke biotit jika Fe pada mineral tersebut lansung habis, Dapat juga olivin dan piroksen terbentuk secara bersama-sama dalam satu jenis batuan, dimana pasca pembentukan olivin sisa magma akan bereaksi kembali dan membentuk piroksen. 
Oke udah mengerti tentang deret discontinous ? oke anggap saja udah bisa ya. Kita lanjut ke tahap kedua, tetoneng toneng, Pada deret kedua kita akan membahas tentang deret continous atau bisa disebut deret menerus atau bisa juga disebut deret plagioklas ? kenapa deret plagioklas, karena mineral mineral pada deret ini merupakan kelompok mineral plagioklas. Kalo pada deret ini pembentukan mineralnya saling berurutan. Pada deret ini mineral yang pertama kali terbentuk adalah anortit yang kaya akan kalsium, bitownit, labradorit, andesin, oligoklas dan terakhir adalah albit yang kaya akan sodium. 
Udah pada ngerti tentang 2 jalur tadi ? kalo udah kita lanjut jadi saat pertemuan antara deret continous dan deret discontinous akan menghasilkan K-Feldspar. feldspar ini merupakan kelompok mineral juga yang terdiri dari orthoclase, anorthoclase, sanidin dan mikroclin. K-Feldspar ini memiliki warna yang cerah dan tembus cahaya karena unsur Fe pada deret discontinous tadi telah habis. Setelah K-feldspar terbentuk, pada suhu 700oC akan terbentuk muscovit yang pada optiknya dapat kita lihat adanya tekstur bird eye. Setelah muscovit terbentuk, maka mineral terakhir yang terbentuk dan paling stabil adalah Kuarsa pada suhu 600oC

Posting Komentar

0 Komentar